Selasa, 30 November 2010

Negeri ini Sungguh Gokil, Coy...!!!

Aku merasakan sedikit keganjalan ketika malam ini tak sengaja melihat tayangan sebuah saluran televisi swasta. Dalam tayangan televise swasta tersebut, seorang reporter menginterogasi beberapa dari sekian manusia yang merokok di tempat umum. Memang salah satu Pemerintah Daerah di Indonesia menerapkan sebuah larangan merokok di tempat umum, dengan dalih asap rokok akan menggangu mereka yang tidak merokok atau yang lebih sering disebut perokok pasif. Menurut penelitian oleh orang yang dianggap berkompeten dalam bidangnya, asap rokok akan lebih berbahaya pada perokok pasif . Mungkin itu yang menjadi latarbelakang dari aturan ini, lalu dimana anehnya? Toh itu juga demi kebaikan bersama? Sabar dahulu Bung, mari kita lanjutkan ceritanya.


Keanehan itu muncul ketika sebuah aturan tersebut tidak diimbangi dengan usaha dari pemerintah yang berwenang, untuk menanggulangi pelanggaran akan aturan yang telah disahkan itu sendiri. Bagi mereka yang melanggar aturan ini, sanksi berupa denda sudah mengintai jika razia dilaksanakan oleh aparat yang berwenang. Sepertinya pemerintah mengharapkan adanya pelanggaran dalam hal ini, karena sampai detik ini tidak ada planing lain selain denda. 


Seharusnya, pemerintah membuat sebuah ruangan merokok di tempat-tempat dimana aturan dilarang merokok itu ada. Apakah aturan itu dibuat hanya untuk pemasukan Pemerintah Daerah berkat denda dari si pelanggar aturan? Dan tidak menutup kemungkinan untuk kemudian dikorupsi bersama? Jika memang begitu faktanya, negeri ini sungguh gokil
Baca Selengkapnya...

Keindahan sebuah Kenangan

          Mengingat masa lalu memang indah, seindah khayalan dalam setiap lamunan. Tapi apakah setiap lamunan itu akan menjadi nyata? Semuanya hanya misteri sampai lamunanmu itu akan terjawab dengan sebuah tindakan nyata.
          Ketika beranjak dari Sekolah Dasar (SD) menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP), pasti kenangan saat berada di SD selalu hadir dalam setiap waktu yang tepat untuk mengingatnya. Setelah lulus dari SMP kemungkinan besar akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), kenangan saat SMP akan senantiasa terngiang diawal masa SMA. Sering terucap dari hati jika ingin kembali di saat-saat indah pada masa sebelumnya, kejadian seperti itu akan selalu berulang hingga sampai suatu ketika nanti semua akan menjadi semu kembali.
          Sebagian orang beranggapan bahwa masa-masa SMA menjadi kenangan paling indah, itu memang benar adanya. Tetapi jika dilihat dari sedikit untaian sebelumnya, maka penulis beranggapan bahwa sesuatu yang telah berlalu dan hilang dari pandangan kita secara kasat mata akan menjadi lebih berarti daripada sebelum menjadi memori. 
Baca Selengkapnya...

Minggu, 28 November 2010

Realita Politik dan Cinta

          Kesatuan politik berangkat dari kebersamaan untuk merangkai sebuah tujuan awal yang mengesankan, hingga akhirnya tercipta sebuah keselarasan berpikir di antara para koleganya. Bahu-membahu bekerja untuk kelompoknya, dengan kamuflase demi rakyat semua. Namun sayang seribu sayang, jika telah tercipta suasana yang tak bersahabat lagi satu per satu akan melepaskan diri karena sakit hati. Banyak kolega yang tersakiti itu akan membuat sebuah tandingan untuk menunjukkan rasa sakit hatinya.
          Saling mengumbar rasa, menyatakan Aku milikmu dan Kau milikku. Betapa indahnya dunia serasa saat itu, jangankan hanya dunia? Seluruh alam semesta ini serasa milik berdua. Sungguh disayangkan, jika telah terjadi sebuah prahara dalam cinta, tapi tiada keseimbangan antara rasa pengertian dan saling menghargai? Maka tercipta sakit hati, dan kemudian cinta itu melebur tersapu waktu. Hingga akhirnya berlabuh pada hati yang lain, dan hati yang berbeda. Karena itulah Panglima Tian Feng berkata, "itulah cinta, deritanya tiada akhir".
          Pada intinya, sakit hati akan selalu muncul ketika rasa kecewa itu hadir dalam sebuah kehidupan berkelompok atau bersama. Bagaimana kita menjalaninya, menjaga hubungan dengan manusia lain secara harmonis dan sejalan dengan apa yang dikehendaki bersama. Ingatlah, kehendak bersama? Bukan kehendak ego individu.
Baca Selengkapnya...

Selasa, 02 November 2010

Dulu Primadona, Kini dipandang Sebelah Mata

Sejak Alexander Graham Bell menemukan telephone pada tahun 1877, alat komunikasi ini terus berkembang sesuai kemajuan tekhnologi zaman. Kemudian di tahun 1889 untuk pertama kalinya ditemukan telephone umum oleh William Gray yang dipasang pada sebuah bank di Connecticut, Amerika Serikat. Di era-globalisasi ini, masyarakat Indonesia tak lagi menjadikan telephone umum sebagai primadona komunikasi, pasalnya kini telah tercipta berbagai alat komunikasi yang lebih modern. Telephone genggam atau yang lebih beken disebut dengan handphone, merupakan sebuah terobosan baru untuk menyingkirkan keberadaan telephone umum. Telephone genggam cenderung praktis, modis, dan instan. Dimanapun, kapanpun, dan siapapun bisa menikmati tekhnologi canggih berupa telephone genggam tersebut. Ketika seseorang sudah mempunyai telephone genggam, muncul perasaan tak memiliki telephone umum, jadi masyarakat lupa untuk menjaga dan merawatnya. Alhasil tak aneh jika sekarang banyak telephone umum yang tak berfungsi, tetapi justru terbengkalai tanpa perawatan sama sekali.




 Di bawah teriknya sorotan sinar matahari, kesepian senantiasa menghinggapi fasilitas umum yang satu ini.

  Setia dengan telephone umum di halaman sekolahnya.

 Memanfaatkan fasilitas untuk menghubungi keluarga.

   Telephone umum yang terpasang di kantor pos sekitar kawasan nol kilometer, Yogyakarta.

 Tak lepas dari tangan jahil manusia yang senantiasa selalu merusak.

  Terbengkalai di bawah rindangnya pohon-pohon jalanan kota.

 Seorang pemuda melintas di depan telephone umum SMPN 4 Yogyakarta.

Ketahuilah, sebenarnya telephone umum-pun tak ingin ditelantarkan.
Baca Selengkapnya...